13.7.09

makna dalam waktu

tik tak tik tak... detik ke menit berlari menuju jamjam melelahkan, memburu langit dimana sang mentari titipkan tetestetes bening padanya dan lalu pergi.

Dua musim kulalui tinggalkan jutajuta detik, berlalu tanpa makna dalam diri. Hanya untuk sebutir asa yang kutanam dilahan kehausan .. padamu yang belum terungkapkan.

Musim ketiga, benih menjadi tunas kemudian mejuluri akar-akarnya pada sebongkah daging, mengurungnya, menyesakkan, melumpuhkan kisikisi harap. Begitulah pungguk merindukan sang rembulan yang dikelilingi bidadari-bidadari gemintang.

Musim keempat, diambang kejenuhan. Resahresah keringat lelah akanmu yang tak kunjung jua kuwujudkan dalam nyata...aku menyerah. Kusibak tirai, menggunungkan impian lalu kubakar pada lembah kenang yang padanya takkan kusinggahkan lagi sebuah asa.

Musim kelima, kuraih tangan-tangan mungil dekil menghiba pada perempatan jalan yang riuhriuh tak pernah sunyi. bersamanya kurangkai sebuah makna. Berbagi rasa dan asa. Aku baginya adalah rumah yang menaunginya dari panasnya sebuah kemelut hidup. Aku baginya adalah cahaya yang digelapnya tersinari secercah harap. Aku baginya adalah ayah dan ibu yang bangkitkannya dari kematian arti hidup. dia anakku yang bukan dari rahimku.

tik tak tik tak detik ke menit berlari menuju jamjam memburu langit, dimana kini sang mentari titipkan tetestetes bening padanya dan diakhirnya dia hadiahkan bianglala untukku dan anakku..


iLan, 13.07.09

..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar