3.8.09

Ketika Kau Benci Cinta

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Pernahkah terbersit dalam hatimu, tiga kata "aku benci cinta??"

yang padanya adalah sebuah rasa, tanpa bisa dicegah dengan cara apapun sekalipun kau bersembunyi pada ruang yang tak terlihat dengan kasat mata pun!!

yang padanya tersimpan kumparan rindu, yang terus mengusik, menggelitik, menggelayut ditiap detak jantungmu. membuat desiran halus nan lembut yang membuat rona merah pada pipimu ketika merasakannya.

padanya pula jutaan duri, yang siap menancapkan duri duri seperti binatang landak yang melesatkan durinya jika dia dalam keadaan bahaya. duri itu duri kekecewaan, kecemburuan, dan rasa sakit yang teramat hingga bisa membuatmu lumpuh tak berdaya.

pun begitu....
di cinta, tersimpan asa dan harap dari jiwa jiwa yang haus akan kasih sayang, pengorbanan, ketulusan. meski mereka tersakiti, dihujam rindu tak berujung, ditekan kecemburuan yang menyesakkan. di cinta, selalu dipuja, dicari, diinginkan, dan dimiliki karna itu harta tak ternilai didunia ini...

membenci cinta berarti menyerah pada hidup, layaknya orang yang menghentikan nadinya, namun tak mati !!



iLan, 29.07.09

...

22.7.09

saat "dia" menggerogoti hidupmu


hmm.. waktu menyita sisa sisa dari hidup yang telah ditetapkan untukku, belum jua ku temukan arti pada setengah hidupku ini, bermaknakah? terkadang helaan nafas adalah jalan untuk menghempaskan kesal pada diri. tak jua bisa kuselami, pada laku yang tak bisa kurubah, nafsu yang mengungkung.. berontak tak bisa ditahan, ego diri akan sebuah kebebasan hidup tanpa aturan...

disudut ruang berukuran 3x4 dingin lantai menyerap tubuh rapuhku menghasilkan gigil, linu pada tulangtulang yang sekiranya masih bisa menopang tubuh. namun tidak, suntikan-suntikan jahanam melambai-lambai menggiurkan hasrat melambung diri, tergoda!!

semakin ringkih guratkan lebam disetiap tubuhku, tak memperbolehkan aku berdaya upaya untuk meraih sihat. sijahanam itu ... menghancurkan hidupku, pada aroma surga yang ditawarkannya ternyata neraka yang menghempaskanku. mati!!

adakah, mereka yang mengulurkan tangannya pada rapuh tubuh pun jiwa ini?

meski butir-butir, suntik-suntik, dan segala benda hina itu perlahan mematikan aku... kumohon, jangan menjauh. setidaknya, bantu aku mendapatkan jalanku kembali. memapahku pada tangga-tangga ampunan, agar kelak aku bisa sampai pada pintuNya ...


iLan, 23.07.09

..

13.7.09

makna dalam waktu

tik tak tik tak... detik ke menit berlari menuju jamjam melelahkan, memburu langit dimana sang mentari titipkan tetestetes bening padanya dan lalu pergi.

Dua musim kulalui tinggalkan jutajuta detik, berlalu tanpa makna dalam diri. Hanya untuk sebutir asa yang kutanam dilahan kehausan .. padamu yang belum terungkapkan.

Musim ketiga, benih menjadi tunas kemudian mejuluri akar-akarnya pada sebongkah daging, mengurungnya, menyesakkan, melumpuhkan kisikisi harap. Begitulah pungguk merindukan sang rembulan yang dikelilingi bidadari-bidadari gemintang.

Musim keempat, diambang kejenuhan. Resahresah keringat lelah akanmu yang tak kunjung jua kuwujudkan dalam nyata...aku menyerah. Kusibak tirai, menggunungkan impian lalu kubakar pada lembah kenang yang padanya takkan kusinggahkan lagi sebuah asa.

Musim kelima, kuraih tangan-tangan mungil dekil menghiba pada perempatan jalan yang riuhriuh tak pernah sunyi. bersamanya kurangkai sebuah makna. Berbagi rasa dan asa. Aku baginya adalah rumah yang menaunginya dari panasnya sebuah kemelut hidup. Aku baginya adalah cahaya yang digelapnya tersinari secercah harap. Aku baginya adalah ayah dan ibu yang bangkitkannya dari kematian arti hidup. dia anakku yang bukan dari rahimku.

tik tak tik tak detik ke menit berlari menuju jamjam memburu langit, dimana kini sang mentari titipkan tetestetes bening padanya dan diakhirnya dia hadiahkan bianglala untukku dan anakku..


iLan, 13.07.09

..

11.7.09

Manusia iya Hantu iya


Lagi..
Kau datang seperti hantu. Datang tak diundang pergi tak pamitan, ah.. senang sekali kau mengorek luka pada hatiku yang mulai membusuk menyebarkan bau menyengat. Pada sayatan yang kau toreh tiap kali melongokkan dirimu pada layar kaca bernama maya..

Lalu..
tanpa rasa berdosa, kau pasang sandiwara dengan tema yang sama, mencekik aku perlahan hingga nafasku tersengal dan melepaskanku pada saat nyawaku setengah keluar dari ragaku

aku terdiam..menghiba..tak bisa..

Selanjutnya..
Kau tuangkan arak, sadar atau tidak..kau mabukkan aku dalam fatamorgana yang sengaja kau buat pada rasaku..

"jahanam kau".. hanya itu yang bisa kubisikan lirih dalam dada pada sunggingan pilu bibir getirku, dan untuk kesekian kalinya aku.. menerima dengan lugu


iLan, no date...

..

LUKAKU

Lara yang menyekatku pada pilahan duka, rasaku padamu...salahkah? pun tak kau menolehkan wajahmu saat beranjak meninggalkan beranda hati yang sebelumnya kau titipkan sebuah salam hangat. menyesalkah kau ?

biar kusulam dukaduka ini pada benang lara yang nanti dan mungkin suatu saat .. meski pedih, akan menjadi lukisan hidup yang pernah ku berharap adalah lukisan monalisa..

dan kau ulaskan kembali dikejauhan pada balik Mahoni, tak mendekat...
katamu ingin memberi lagi pintalan duka agar aku menyulamnya... dan aku...dengan senang hati meski berdarahdarah...


iLan, 090709

..

SALAM TERAKHIR



Mengapa salam terakhir yang kau ucapkan, kala baru saja ingin kutuangkan satu ton kerinduan dimana pak pak kecil berisi cinta sengaja kubungkus untukmu...

dan lalu sekarang, aku harus menenggelamkan pakpak kecil itu dengan bulir bening yang aku sendiri tak bisa membendungnya pun dengan topeng kaca...

sayang... tidak bisakah kau menarik kembali ucapan pisahmu itu, apa aku terlalu berat untuk kau sematkan pada detakan yang menggantung didadamu ?


iLan, 120709

..