20.2.10

Surat Tanpa Alamat

akan kemanakah surat ini kukirimkan
tentang hati yang berperang, kecamuk menggebu. ingin kucabut dia dan kulihat apa yang ada disana, apa yang membuat dia begitu gempita dalam keraguan. lemas raga ini menahan amukan saling menudingkan bambu runcing, luka..luka..luka..

kau disana, jangan menuduhku. aku sendiripun bukan malaikat, bukan juga pemilik hati yang lapang. tidakkah kau tau betapa aku....(entah apa yang harus kukatakan)

kau berubah dingin,
lagi... matamu berkata nanar... aku hanya diam berkacakaca. bambu runcing kutusuk lagi, jangan marah...jangan marah... karna segalanya demi bintang, demi bulan, demi malam, demi siang yang akan kita bungkus bersama hingga masa tak bersisa....


lanysulystiawati, 20 Feb 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar